MUSLIMPEDIA - Hujjatul Islam Imam Al-Ghazali didalam
kitab monumentalnya yakni Ihya’ Ulumuddin menceritakan tentang seorang tokoh
sufi yang sangat terkenal bernama Ibrahim bin Adham.
Ibrahim
bin Adham pernah ditanya mengenai penyebab do’a yang tidak dikabulkan, padahal
Allah Subhanahu wa Ta’alaa sendiri telah berfirman :
ادعوني أستجب لكم
“Berdo’alah
kelian kepadaku, niscaya aku akan mengabulkan do’a kalian”
Ibrahim
bin Adham pun menjawab dengan siangkat
لأن قلوبكم ميتة
“Karena
hati kalian itu mati”
Kemudian
ditanyakan lagi
وما الذي أماتها
“Apa
yang menyebabkan hati menjadi mati ?”
Ibrahim
bin Adham kembali menjawab :
قال ثمان خصال عرفتم حق الله ولم
تقوموا بحقه وقرأتم القرآن ولم تعملوا بحدوده وقلتم نحب رسول الله صلى الله عليه
وسلم ولم تعملوا بسنته وقلتم نخشى الموت ولم تستعدوا له وقال تعالى إن الشيطان لكم
عدواً فاتخذوه عدواً فواطأتموه على المعاصي وقلتم نخاف النار وأرهقتم أبدانكم فيها
وقلتم نحب الجنة ولم تعملوا لها وإذا قمتم من فرشكم رميتم عيوبكم وراء ظهوركم
وافترشتم عيوب الناس أمامكم فأسخطتم ربكم فكيف يستجيب لكم
“Ada
delapan hal yang membuat hati mati, diantaranya ;
1. engkau telah
mengetahui hak Allah, namun engkau tidak menunaikan hak-Nya;
2. engkau membaca Al
Quran, namun engkau tidak mengamalkan ketentuan yang terdapat di dalamnya;
3. engkau mengatakan:
“kami mencintai Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa Sallam, namun engkau tidak
beramal dengan sunnahnya;
4. engkau mengatakan:
“kami takut menghadapi maut”, namun engkau tidak mempersiapkan diri
menghadapinya;
5. sesungguhnya Allah
Subhanahu wa Ta’alaa telah berfirman “sungguh syaithan adalah musuh yang nyata
bagimu, maka ambillah dia sebagai musuhmu”, namun engkau bersatu-padu dengan
syaithan itu melakukan maksiat;
6. engkau mengatakan:
“kami takut panasnya api neraka”, namun engkau menganiayai badanmu sendiri ke
dalam api neraka;
7. engkau mengatakan:
“kami mencintai surga”, namun engkau tidak beramal dengan amalan-amalan ahli
surga;
8. ketika engkau
bangun dari tempat tidurmu, maka engkau mencampakkan ‘aibmu ke belakangmu, dan
kamu membentangkan ‘aib orang lain di hadapanmu. Lantaran hal-hal itulah engkau
telah membuat Tuhanmu murka. Maka, bagaimana Dia akan mengabulkan do’amu ?”
Setelah
mengetahui mengenai penyebab-penyebab do'a tidak dikabulkan seperti diatas,
maka tentunya semua itu haruslah dijauhi. Akan tetapi, selain menjauhi hal-hal
diatas, do'a juga harus dilakukan dengan penuh adab. Diantara adab-adab berdo'a
adalah :
Mengamati
dan memilih waktu-waktu yang baik dan mulia untuk berdoa. Misalnya, ketika hari
Arafah, bulan Ramadhan, malam atau hari Jum’at, diwaktu sahur, waktu antara
adzan dan iqamah, sujud terakhir dalam sholat, ketika turun hujan, ketika
sedang berpuasa, dan lain sebagainya.
Berdo’a
hendaknya menghadap kiblat, kecuali imam shalat yang sedang menghadap jama’ah.
Juga dengan cara mengangkat kedua telapak tangan dengan sepenuh hati. Dan
berdo’a dengan suara yang jelas dan tepat dengan penuh rasa rendah diri dan
khusu’.
Harus
benar-benar yaqin bahwa do’a yang dipanjatkan pasti di terima oleh Allah
Subhanahu wa Ta’alaa. Tanamkan dalam hati bahwa do’a pasti di terima. Hendaknya
do’a dengan bersungguh-sungguh dan mengulang-ngulang do’anya disetiap
kesempatan.
Memulai
do’a menyebut Asma Allah, memuji kebesaran Allah sebagai bentuk sanjungan
kepada Allah Subhanahu wa Ta’alaa, dilanjutkan dengan sholawat kepada Nabi
Muhammad Shallallahu ‘alayhi wa Sallam. Menutup do’a dengan shalawat kepada
Nabi Muhammad dan pujian kepada Allah.
Rukukan : Ihya'
Ulumuddin karya Hujjatul Islam Imam Al-Ghazali
0 comments:
Post a Comment